Puisi ; Untukmu, yang Mengira Dirimu Beban
Jasinvite.com | Puisi ; Untukmu, yang Mengira Dirimu Beban - Dalam hidup, kita sering merasa menjadi lebih sedikit dari apa yang sebenarnya kita miliki. Perasaan itu, seperti bayang-bayang di senja, hadir tanpa undangan. Tapi izinkan aku, lewat kata-kata ini, menjawabmu dengan apa yang sebenarnya ada di hatiku—tentang kamu, yang mengira dirimu hanya beban, padahal kamu adalah alasan semesta terasa lebih hangat.
Kamu bukan beban, dan tidak akan pernah jadi itu. Luka-lukamu mungkin membuatmu merasa berat, tapi bagiku, luka itu adalah pengingat bahwa kamu sudah sejauh ini, berjuang sekuat itu. Kita semua membawa luka, tapi luka-luka itulah yang membuat kita manusia.
Kalau cinta adalah tentang menerima, maka aku di sini untuk menerima semua yang kamu pikir terlalu sulit dimengerti. Kamu bukan hanya layak dicintai—kamu pantas mendapatkan cinta yang tidak pernah berhenti memilihmu, bahkan di saat kamu sendiri merasa rapuh.
Aku tahu, perjalanan mencintai diri sendiri adalah perjalanan panjang. Tapi izinkan aku berjalan di sisimu, meski kamu merasa langkahmu terlalu pelan. Aku tidak butuh kamu sempurna, aku hanya butuh kamu ada, seperti kamu apa adanya.
Karena pada akhirnya, cinta adalah tentang tetap bertahan di dekat, bukan hanya di saat bahagia, tapi juga di saat luka terasa terlalu nyata. Dan aku memilih bertahan—untukmu, denganmu, dan karena kamu.
Jasinvite.com - Puisi ; Untukmu, yang Mengira Dirimu Beban |
Puisi ; Untukmu, yang Mengira Dirimu Beban
Ada aku, menatap di batas senja
menunggu jejak langkahmu yang pelan
bukan debu yang kulihat di hatimu
tapi pelangi yang malu menampakkan warnanya
Luka-lukamu adalah cerita
bukan karat, tapi bait dari keberanianmu bertahan
setiap retak yang kau sebut cela
adalah ukiran indah dari jiwa yang telah banyak bertarung
Kamu bilang dirimu rintik di hujan yang gelap
tapi bagiku, kamu adalah air yang menghidupkan tanah
kehangatan itu ada di sana—di balik dingin yang kau sangka abadi
aku menemukannya, pada tatapan yang diam-diam bertanya
Cinta, katamu, enggan datang
tapi aku di sini, tetap memilih
karena aku tahu, kamu adalah hati
yang pantas dicintai, meski kamu belum percaya
- AlFi -
Gabung dalam percakapan