Meningkatkan Literasi dan Numerasi Anak SD dengan Program LANGSAT TANJUNG

Program LANGSAT TANJUNG meningkatkan literasi dan numerasi anak SD dengan cara kreatif, santai, dan menyenangkan di SD Negeri Bangkiling.

Jasinvite.com | Meningkatkan Literasi dan Numerasi Anak SD dengan Program LANGSAT TANJUNG - Hi, Kawan Jasinvite. Pernahkah Anda membayangkan bagaimana rasanya menjadi anak yang setiap hari datang ke sekolah dengan rasa cemas karena membaca terasa sulit, angka terlihat rumit, dan semua pelajaran tampak membosankan? Bagaimana rasanya duduk di bangku kelas, mendengarkan guru berbicara, tetapi tidak ada satupun kata yang meresap ke hati, seolah-olah belajar hanyalah kewajiban, bukan kebutuhan?

Di SD Negeri Bangkiling, Tabalong, cerita seperti ini bukan sekadar bayangan. Ini pernah menjadi kenyataan. Anak-anak di sini, yang sebagian besar tumbuh di lingkungan sederhana, pernah merasakan betapa jauh jarak antara mereka dan buku, antara mereka dan keberanian membuka halaman demi halaman yang sarat huruf dan angka.

Tetapi semuanya mulai berubah, perlahan namun pasti. Semua berubah ketika satu ide sederhana tumbuh di hati seorang guru: Bagaimana jika kita membuat literasi dan numerasi terasa seperti merawat pohon langsat?

Daftar Isi

Meningkatkan Literasi dan Numerasi Anak SD dengan Program LANGSAT TANJUNG
Meningkatkan Literasi dan Numerasi Anak SD dengan Program LANGSAT TANJUNG

Meningkatkan Literasi dan Numerasi Anak SD dengan Program LANGSAT TANJUNG

Buah yang Menjadi Inspirasi

Langsat. Buah kecil yang banyak tumbuh di Tanjung. Saat belum matang, rasanya asam dan getir. Banyak yang enggan mencicipinya. Tetapi jika sabar menunggu, jika mau merawatnya, langsat perlahan berubah—menjadi manis, segar, dan nikmat.

Begitulah anak-anak kita.

Mereka datang ke sekolah dengan potensi yang masih mentah. Mereka masih asam dalam keberanian, getir dalam percaya diri. Namun di balik semua itu, tersimpan biji manis yang menunggu tumbuh: semangat belajar, rasa ingin tahu, dan keberanian berkarya.

LANGSAT TANJUNG pun lahir sebagai program yang bukan hanya mengajarkan literasi dan numerasi, tetapi juga menanamkan filosofi tumbuh bersama.

Awal Mula Sebuah Gerakan

Segalanya berawal dari kegelisahan. Sebagian besar siswa SD Negeri Bangkiling tampak pasif. Perpustakaan sekolah sunyi. Buku-buku berderet rapi, seakan menunggu disentuh. Setiap kali pelajaran membaca dimulai, beberapa anak menunduk, pura-pura mencari pensil, berharap tak ditunjuk maju.

Hasil observasi dan raport mutu pendidikan menunjukkan rendahnya capaian literasi dan numerasi. Diskusi bersama kepala sekolah, dewan guru, dan murid-murid pun dilakukan. Ternyata, masalahnya bukan hanya pada kurangnya materi ajar, tetapi juga pada suasana belajar yang belum menyenangkan.

Kami bosan, Pak. Bacanya susah. Angkanya bikin pusing,” kata seorang siswa dengan polosnya.

Dari sanalah tekad tumbuh: Belajar harus terasa santai, hangat, dan membuat anak merasa memiliki.

LANGSAT TANJUNG: Literasi dan Numerasi yang Giat SANTAI

Nama panjang program ini terdengar unik:

LiterAsi dan Numerasi anak Giat SAnTAI Terampil Aktif meNJadi UNGgul.

Bukan tanpa alasan kata SANTAI ada di dalamnya.

Sebab anak-anak tak bisa dipaksa mencintai buku dalam sehari. Seperti langsat, mereka perlu waktu. Perlu pendampingan. Perlu pendekatan yang membuat membaca bukan beban, melainkan kebiasaan yang ditunggu.

Program LANGSAT TANJUNG dirancang sederhana tapi terstruktur:

  1. Setiap hari Selasa, Rabu, Kamis, anak-anak membaca santai 15 menit di perpustakaan atau pojok baca.
  2. Buku yang dipilih sesuai minat, dari cerita rakyat hingga ensiklopedia sederhana.
  3. Setiap dua pekan, mereka diajak berlatih numerasi melalui kuis interaktif dengan Chromebook.
  4. Setiap bulan, anak-anak meresume bacaan dan membuat karya tambahan: puisi, pantun, cerpen, atau mendongeng.
  5. Karya terbaik diumumkan, dipajang di papan hasil karya, diunggah ke media sosial sekolah, dan diberikan penghargaan di apel pagi.

Dengan jadwal yang teratur, suasana belajar berubah. Suatu pagi, seorang siswa yang awalnya pemalu tiba-tiba mengacungkan tangan:

Pak, saya mau duluan baca cerita. Nanti saya mau bikin puisinya.

Momen itu menjadi bukti: langsat mereka mulai manis.

Anak yang Dulu Takut Membaca, Kini Berani Bercerita

Meningkatkan Literasi dan Numerasi Anak SD dengan Program LANGSAT TANJUNG
Meningkatkan Literasi dan Numerasi Anak SD dengan Program LANGSAT TANJUNG

Dalam waktu empat bulan, perubahan perlahan tampak jelas. Anak-anak yang semula enggan datang ke perpustakaan kini berduyun-duyun masuk saat jam istirahat. Beberapa bahkan menanyakan kapan jadwal membaca selanjutnya.

Guru-guru yang mendampingi mulai melihat percikan semangat baru. Kreativitas tumbuh. Rasa percaya diri muncul. Anak-anak yang dulu takut salah kini berani mencoba.

Contohnya, pada bulan ketiga pelaksanaan program, seorang siswa kelas 5 berhasil membuat cerpen berjudul “Kucing di Perpustakaan”. Ia membacakannya dengan suara lantang saat apel. Siswa lain bertepuk tangan, matanya berbinar.

Itulah tujuan LANGSAT TANJUNG:

Bukan sekadar meningkatkan nilai, tetapi menumbuhkan kecintaan pada belajar.

Tantangan yang Mengajarkan Kesabaran

Tentu, perjalanan ini tidak selalu mudah. Ada hari ketika anak-anak bosan. Ada minggu ketika aktivitas terasa membebani karena banyak tugas lain.

Beberapa tantangan yang muncul:

  • Keterbatasan koleksi buku. Solusi: Chromebook digunakan untuk membuka pustaka digital.

  • Rasa jenuh anak-anak. Solusi: Kompetisi maraton membaca dan lomba cepat berhitung antar kelas.

  • Keterbatasan waktu. Solusi: Menjadwalkan di jam kosong dan istirahat.

Seperti langsat, perawatan yang konsisten akhirnya membuahkan hasil. Kegiatan yang awalnya hanya kewajiban, kini menjadi bagian dari rutinitas yang dirindukan.

Hasil yang Membanggakan

Berikut beberapa capaian nyata dari LANGSAT TANJUNG:

  1. Meningkatnya minat baca – Anak-anak lebih sering meminjam buku secara mandiri.
  2. Meningkatnya keaktifan – Lebih banyak diskusi, pertanyaan, dan keberanian tampil.
  3. Peningkatan kemampuan numerasi – Murid lebih lancar menjawab soal berhitung sederhana.
  4. Munculnya kreativitas – Cerpen, puisi, pantun, dan dongeng menjadi bukti ide mereka berkembang.
  5. Rasa percaya diri yang tumbuh – Anak-anak bangga ketika karyanya diumumkan.

Dalam refleksi program, banyak orang tua menyatakan anak mereka lebih suka membaca di rumah. Kepala sekolah pun mendukung agar kegiatan ini dilanjutkan di semester berikutnya.

Harapan yang Tumbuh Bersama

Ke depan, LANGSAT TANJUNG tidak hanya berhenti di SD Negeri Bangkiling. Program ini direncanakan akan dibagikan ke sekolah lain melalui komunitas belajar (Kombel).

Impian kami sederhana:

Agar setiap sekolah punya langsatnya sendiri.

Agar setiap anak, di mana pun ia lahir dan tumbuh, merasakan manisnya membaca dan berhitung tanpa paksaan.

Karena setiap anak berhak merasakan indahnya belajar.

Setiap anak pantas diberi kesempatan untuk matang menjadi buah yang manis, segar, dan membanggakan.

Mari Menjadi Penanam Langsat Bersama

Hari ini, jika Anda berjalan melewati perpustakaan SD Negeri Bangkiling, Anda akan mendengar suara-suara kecil membaca dengan pelan. Mungkin Anda akan melihat seorang anak tersenyum bangga karena puisinya terpilih.

Itulah LANGSAT TANJUNG.

Sebuah cerita tentang ketekunan, kesabaran, dan cinta pada proses tumbuh.

Karena di setiap anak, selalu ada langsat yang menunggu untuk matang. Yang perlu kita lakukan hanya bersabar, mendampingi, dan percaya.

Penulis :
Norhaniansyah, S.Pd
Guru Kelas VI, SD Negeri Bangkiling

Baca juga :
Media Informasi Pendidikan, Lifestyle, Design dan Teknologi